Kamis, 22 September 2011

catatan hati (2)

kisah si tole

oleh Aluk Al-Ahsani pada 14 April 2011 jam 12:07

sebuah kisah, tole tidur terlalu malam. bahkan menjelang pagi ia baru memejamkan mata. Pukul 06.30 ia terbangun padahal hari ini ia ada janji dengan sang doi pukul 07.00. perjalanan dari rumahnya ke rumah sang doi hanya berjarak 10 kilometer.

tole mengumpat-umpat kesal. tanpa perhitungan dan niat ia menendang sebuah BATU KECIL. Ups, ternyata batu kecil itu terkena kaca milik rumah tetangganya sehingga pecah. Pemilik rumah marah-marah, beruntung orang tua tole cepat meredam emosi tetangga tersebut dan bersedia memberikan ganti rugi.

setelah siap dengan sepeda motor barunya, tole dengan menggerutu melajukan mobilnya dengan kencang. di satu perempatan, ia menyerempet tukang becak. dalam situasi ini diketahui yang bersalah adalah sang tukang becak karena tiba2 menyeberang. meski begitu, si tukang becak marah2. tole jadi ikut-ikutan marah. pertengkaran mulut tak terelakkan lagi. akhirnya, tole mengalah dan memberi ganti rugi sepantasnya.

HP tole berbunyi pada pukul 07.30. sms diterima berbunyi "kamu telat, itu tanda kami plin-plan, kita putus"

tole yang malang pun diputus oleh pacarnya tersayang, membayar ganti rugi kepada tukang becak, dan musti domel ortu + tetangganya.

sesuatu yang kecil bisa menjadi besar, sesuatu yang besar bisa diperkecil. semua bergantung kita. bagaimana cara kita menyikapinya adalah yang utama?

mengawali sesuatu dengan masalah akan lahirkan masalah-masalah berikutnya. itu sama halnya jika kita awali pekerjaan dengan pesimis, maka hasil minor adalah penyertanya........

si Omen

oleh Aluk Al-Ahsani pada 12 April 2011 jam 13:02


hari itu si omen datang dengan semangat berlipat ganda. Ia bersiap dengan sjuta kata "bisa" yang tak terukur panjangnya. Ia lalu berangkat ke tujuan dengan suka cita. siang yang cerah jadi sahabat perjalanannya. Dengan kesan yang baik plus "tangan dinginnya" tim lawan takluk dibuatnya. dengan kegesitan dan kelincahannya, si omen berhak jadi jawara. semua bersuka ria atas keberhasilan yang omen raih.

periode demi periode berlalu. semua berjalan biasa bahkan datar2 saja. Si omen tampak frustasi di pertandingan terakhirnya kala melawan pendatang baru. Ini adalah jelang pensiunnya sang "hero" dari jagad yang sudah membesarkan namanya. tapi apa lacur, si Omen ternyata mencuri (dalam arti sebenarnya) raket milik sang pelatih. biarpun tidak jadi dihukum, itu sudah terlanjur jadi pergunjingan umum di kalangan selevelnya.

secara menyakitkan, si Omen kalah dengan lawan yang sama sekali tidak diunggulkan.
si Omen lupa dengan bagaimana cara mengalahkan lawan?
ataukah dia sudah terlanjur "memaknai" bahkan lawan bukan selevel dengan dia?

bukan, bukan itu, Si omen lupa dengan momentum ketika dia menjadi jawara untuk pertama kalinya. ada juga hukum karma yang berlaku di sana. Ia adalah nila setitik yang telah merusak susu sekuali besar. Pentingnya menjaga konsistensi "saat datang" dan "ketika pergi" juga jadi penyebabnya.

mungkinkah kita jadi omen-omen berikunya?

??????????????????
oleh Aluk Al-Ahsani pada 11 April 2011 jam 14:18


bagaimana jika sebuah kapal berlayar tanpa nakhoda? yang ada ialah semua ABK berbondong-bondong jadi pemimpin. paling tidak untuk diri mereka sendiri. tidak ada yang mau diperintah,,,,
bagaimana jika sebuah kerajaan tanpa kehadiran sang raja sebagai panutan?

para patih tak bisa berebut kekuasaan sebab sang raja masih menjadi "raja" tanpa hadir sekalipun.
sementara sang prajurit bingung dengan langkah mereka. mau dibawa kemana?

hidup juga harus punya nakhoda dan raja?
jika tidak, nafsu yang berjumpalitan tanpa kontrol bisa jadi berkuasa,
arah mata angin dibutakan oleh keinginan dan selera.
sedang semua seolah tiada karena aku adalah aku, dan kamu itu fana.

hidup harus bernakhoda,
sebab kapal musti bersandar tuk lepaskan penat arungi lautan
hidup harus ada raja
sebab kita dapat tentukan jalan mana yang hendak dilalui. lurus, atau bahkan berbalik arah.

tapi dimanakah letak nakhoda dan raja itu ada dalam diri kita?

mimpi dan kesempatan
oleh Aluk Al-Ahsani pada 08 April 2011 jam 10:17


kesempatan adalah matahari pagi, ia datang stelah malam mnguasai jagad raya.
waktu yg dipunya hanyalah 12 jam, itu pn jika awan tak tiba2 memaksanya menepi.
begitupun adanya kesempatan. Ia terkadang begitu lebar mmbuka pintunya untuk kita,
terkadang yg ada hanyalah sela2 jendela yg sulit untuk dilewati jika kita tak punya daya atau mukjizat dlm diri.

bukan hanya itu, ruang yg sempit pada kesempatan harus brbanding lurus dengan kemampuan.
karena kemampuan adalah cahaya, seberapa mampu ia menembus penghalang.
matahari kuat brsinar karena ia punya kemampuan untuk itu,
bulan terkadang lenyap atau hanya secuil karena ia hanya mendompleng pada belas kasih mentari.

aku ingin jadi matahari, biarpun terasa panas di diri,
tapi semua merasa senang dg kehadiranku.
syukur2 aku dapat seperti rembulan. brpijar dengan indah, tanpa sekalipun mmbuat orang brkeluh tentang teriknya.
biarpun kdg aku kehilangan sinarku...

lagu sepi
oleh Aluk Al-Ahsani pada 22 Maret 2011 jam 10:29


luruh aku dalam hening meski nyanyian waktu berjingkrak-jingkrak,
sementara tugas yang menghantui terlanjur aku biarkan ia jd racun yg tak mematikan.
dunia tak bertepi di kala sunyi adalah awan dan sepi adalah langitnya
syair menggelindiing bak salju yang bentuknya saja aku tak tahu

sepi memagut, sepi merayu,
mengalir dalam nadi, menyatu dalam kalbu
menampar dahaga akan canda dan keluh kesah jiwa muda

tak ada jatah awasi mereka yg bertempur dengan soal demi soal,
tak ada ruang buatku mereka-reka esok itu bagaimana dan mengapa
tak ada sandi yang hendak kuartikan isyarat apa yang dibawa oleh mimpi tadi malam

ingin memulai tugas yang segunung tapi bukit petunjuk kadung terbelah menjadi lautan
tak bisa aku lewati sebab semangat menguap bersama jenuh
menggumpal jadi satu mega bernama rasa malas.

kini biarlah aku kencani rasa malas dengan sepi jadi nadanya,
sepi memagut, sepi menampar sketsa pikirku
sampai-sampai ia memaksaku menuliskan catatan ini.

catatan hati (1)

selami ego diri

oleh Aluk Al-Ahsani pada 16 September 2011 jam 11:44


menyelami arti Allah karuniakan diri kkurangan yg melekat kuat d sanubari.

Ego yg kadang mmbuncah jadi amarah...

Emosi yang acapkali hilang kendali.



aku tersadar di tengah himpitan rasa marah

manakala fokus urat pada satu kulminasi

aku tenggelam pada palung kata dan laku biadab

menafsir kata tak ubahnya pedang, mengartikan laku tak ubahnya perang



selalu dan selalu,

terlepas begitu saja deret umpatan yang semestinya raib dari peredaran

terlaku begitu saja semua yang salah.....jadi benar atas nama ego



sungguh hilang rasa hati manakala puncak didik itu berada di atas swarga merasa

sungguh malu aku jika jeda waktu tiba-tiba berkata

"benarkah yang aku lakukan?"



jejak demi jejak amarah terbingkai erat dalam album hati

napak tilasnya terus berkumandang jadi hantu saban hari

tersadar kala tensi turun

terlena kala nafsu memusat di pusarannya



aku ingin belajar

bagaimana selami ego yang teramat sering membuncah

menjadikannya lirih lalu lahirkan sabar

sabar, dan sabar atas apa yang tak sesuai dengan gurat hati dan cara berpikirku.



aku harus bisa belajar mengendalikanya.

harus bisa!


tiba waktunya....

oleh Aluk Al-Ahsani pada 12 Juli 2011 jam 7:46


aku tersadar,batang usia ini semakin lapuk saja.

peringatan hari lahir tiba, jatah umur brkurang.

sedang aku trlanjur tenggelam dlm samudera kesenangan dunia yg kian elok saja.

sedang aku acapkali lupa dzikir dan siir tanda mengabdi pada-Nya.



aku tersadar, ranting umur ini kian rapuh saja.

sudah hampir setengah waktu aku lalui hidup.

kadang nikmat datang, kadang ia menjauh.

terekam dalam album bernama "rekam jejak milik tuhan"



aku sadar, kian lemahnya gerak laku yg ada padaku.

kiat kusut wajah ini, bertambah pula gurat tua yg tak nikmat.

padahal aku sering tergopoh-gopoh menafsir arti tanda dari-Nya.

aku pun berulang kali berpaling muka manakala panggilan ilahi tiba.



inikah aku adanya?

Ya Allah, slalu ingatkan hamba akan stiap salah langkah yg kuperbuat....

selalu tegur aku manakala musafir ini keliru arah,

slalu damprat aku jika terpedaya bujuk rayunya.

Ya Allah, terima kasih izinkan aku berpijak di bumi-Mu.....

BERTEMU WAKTU....

oleh Aluk Al-Ahsani pada 03 Juni 2011 jam 12:48


bertemu waktu....

di mana aku dan pekerjaan seolah satu.

menyatu dalam saku lalu menguap menjadi lembar-lembar puzzle

yang meng-fardlukan harus dikerjakan.

mau atau tidak mau. sempat atau tidak.



bertemu Masa....

kapan ia berjalan lambat sehingga sgala yang tak sempat menjadi dapat

esok atau lusa aku bisa terbebas dari resah yang terlanjur meraja,

merekah dan membuncah dalam saku kecilku.



ah, semua pledoi itu berwarna usang

karena aku sudah kadung tenggelam dalam palung pekerjaan

sebuah fase yang harus kulewati. sesulit apapun.

sebuah fase yang mengharuskan aku jadi seperti kepompong,

bermetamorfosa jadi kupu-kupu lalu kembali ke bentuk asal.



jika aku lari, jika aku menghindar,

maka esok atau kapanpun itu,

fase awal yang sudah pernah terlewat akan kembali menghadang

dan meminta untuk dilintasi.


untuk itu, aku HARUS SIAP!


memorabilia

oleh Aluk Al-Ahsani pada 20 April 2011 jam 10:55



perang sudah berakhir. pertempuran yg menguras energi hampir 2 bulan lebih ini resmi berakhir....meski hanya secara fisik karena semua itu menyisakan satu prtanyaan: apa hasilnya nanti. jadi pemenang atau pecundang?




ktika tiba saat sperti ini,maka snjata trakhir musti dikeluarkn ykni berdoa. hanya untai doa yang bisa kita lakukan saat ini.....sampai tiba kata aklamasi. ayo, kita kirim parcel2 indah kepada Allah - berjuta-juta kata harap agar terkabul semua keinginan



lalu jika itu sudah terlaksana, maka Allah akan mengirimkan via sihir kpd ptugas entry nilai sampai ia trlelap. yang salah berubah menjadi benar atau paling tidak lolos dari jerat nilai minimal.



setiap perguliran waktu niscaya kita lantunan siir puja dan pengharapan. kita sudah berusaha, kita sudah berperang dengan perkasa dan tanpa kenal kata menyerah. kita sudah akrabi soal demi soal. kita sudah babat habis pilihan ganda tanpa tersisa.



Kini, esok, nanti ketika tiba waktunya, yakinkan dalam hati - dari diri - penuh arti bahwa ada sebuah pagi yang cerah bertuliskan "peserta UN SMKN 1 Cerme lulus 100%"