Sabtu, 19 Januari 2013

ASAL USUL DESA KARANG SEMANDING

Mungkin banyak dari kalian semua yang belum mengenal atau mengerti tentang seluk beluk desa Karang Semanding. Karang Semanding adalah salah satu desa yang berlokasi di daerah Balongpanggang. Gag tau ya?? (jelas nggak tahu, Balongpanggang kan ujung barat daya wilayah Gresik. Jauh gitu…). Baiklah, karena kami baik hati, kami beritahu ya…. Letak geografis dari desa Karang Semanding adalah di sebelah utara desa Wotan Sari, sebelah timur desa Kalipang, sebelah barat desa Banjaragung, serta sebelah selatan desa Pucung. Paham tidak? Jika masih bingung, bertanyalah sebelum bertanya itu dilarang. Karang Semanding berasal dari kata “Karang” dan “Semanding” yang artinya Batu Yang Indah. Sehingga dukuan atau desa yang berada di sebelah sekitar semanding (mendekat). Jadi Dulunya desa Karang Semanding terdiri dari 4 dukuan yang bergabung menjadi satu. Diantaranya adalah Menganti, Karang Asem dan Karang Malang serta Karang Semanding itu sendiri. Sebelum terbentuk desa Karang Semanding, dukuan-dukuan tersebut (Karang Semanding, Krang Asem, Menganti dan Karang Malang ) dipimpin oleh seorang lurah (kepal desa). Kertosari adalah Lurah pertama desa Karang Semanding. Masa kepemimpinannya lebih kurang 12 tahun. Semakin tahun akhirnya 4 dukuan tersebut dijadikan satu di desa karang semanding. Setelah kepemimpinan lurah Kertosari diganti dengan lurah Ikhsan. Dimana masa kepemimpinannya adalah 24 tahun. Setelah itu dilanjutkan masa kepemimpinan Hariyanto selama 24 tahun. Dan saat ini Desa Karang Semanding dipimpin oleh Lurah Edi Santoso. Itulah sekelumit cerita sejarah desa karang semanding, semoga bermanfaat dan bisa menambah wawasan kalian tentang daerah-daerah di Gresik.

Pengrajin keling di “Pekelingan”

Kelingan, demikianlah sebuah nama wilayah yang ada di sebelah utara kota Gresik (sekitar wilayah Pasar Gresik). Wilayah ini ternyata menyimpan sebuah peristiwa bersejarah, yaitu penerimaan sebuah peti bayi yang indah. Peti ini ditemukan di tengah laut, tepatnya di selat Bali. Peti ini ternyata berisi bayi laki-laki yang tampan dan bercahaya. Penerima peti itu adalah Salamah, seorang juragan besar di kota Gresik. Ia menerima peti itu dari nakhoda kapalnya. Atas peristiwa penerimaan peti bayi itu, terucaplah dari bibir Salamah: "Aku menamakan bayi ini Joko Samudera, karena bayi ini ditemukan di tengah samudera. Dan tempatku ini aku namakan Kelingan, karena kunci peti bayi ini terbuat dari rangkaian besi yang dikeling. "Dari kata Kelingan inilah kelak timbul nama Kampung Kelingan yang berarti tempat pembuat (kerajinan) besi kelingan. Kini, kata "Pekelingan " ini menjadi nama sebuah desa (sekarang kelurahan) Pekelingan. Juragan Slamah terkenal dalam panggung sejarah kota Gresik sebagai syahbadar Pelabuhan Gresik dengan julukan Nyai Ageng Pinatih. Kelingan sebagai pusat pelabuhan Gresik waktu itu, meliputi Kebungson, Pekelingan, dan sebagian Kemuteran sekarang. Sebagai petunjuk dapat dilihat toponim Kelingan yang berupa nama-nama kampung yang ada di Pekelingan dan Kebungson sekarang, seperti Begedongan, Kepatihan, Rogo, Pemangkatan, dan seterusnya. Sedangkan bayi Joko Samudera dalam panggung sejarah penyebaran agama Islam dikenal dengan Sunan Giri. Peristiwa penerimaan peti bayi Joko Samudera ini terjadi pada Tahun 1443 dan layak diabadikan sebagai Hari Jadi Pekelingan.   SEJARAH DESA KROMAN Sindujaya, demikianlah nama seorang tokoh wali, ulama, dan umaro yang melegenda bagi masyarakat kota Gresik umumnya, khususnya masyarakat Lumpur dan Kroman. Tokoh yang satu ini memang bukan dari Gresik. Ia dilahirkan di Lamongan dan pernah mengenyam sebagai santri Sunan Prapen, penguasa Giri Kedhaton ke-4. Jiwanya begitu bergelora dan bersemangat ingin terus mengembara dan mencari ilmu kemana kata hatinya berkata. Suatu ketika, ia dan ketiga kawannya mendapat tugas khusus dari raja Kraton Kartasura dan berhasil gemilang, sehingga ia mendapat gelar kehormatan Sindujaya. Pada kesempatan lain ia diangkat menjadi senapati Ampel Denta guna menghadapi prajurit Gumeno. Pada akhirnnya terjadilah duel antara Sindujaya melawan Kidang Palih dan istrinya pemimpin Gumeno. Dalam pertempuran itu ia berhasil menang, karena kesaktiannya menggunakan ilmu kekebalan tubuh, gerak dan tingkahnya tak dapat dilihat/didengar musuh. Pada akhirnya ia mendapat penghargaan dari pangeran Ampel Denta berupa baju kebesaran/blankon dan keris sebagai simbol status (sebagai seorang penguasa). Peristiwa ini terjadi pada Tahun 1652 dan layak untuk dijadikan Hari Jadi Kraman yang berarti pemberontakan (Gumeno terhadap Ampel Denta). Kini, kata "kraman" berubah ucapan menjadi Kroman.

Sumur “pengurip” desa Banyu Urip

Waktu dulu, saya kira asal mula desa banyu urip itu ceritanya karena terdapat air yang bisa hidup sehingga di beri nama desa Banyu`urip. Ternyata saya tanya kepada kakekku yang umurnya sekitar 102 tahun lebih itu katanya bukan karena airnya itu hidup melainkan ada sejarahnya sendiri loo sahabat AJ . Pada waktu tempo dulu, terdapat sawah-sawah yang sangat rimbun atau di penuhi ilalang yang sangat panjang. Sampai sawah itu tak terlihat karena ilalang yang panjang. namun di sawah tersebut adalah orang jepang yang hidup di sawah rimbun itu. Orang jepang itu masuk ke perdesaan orang Mbangkalan. Tetapi lama kelamaan orang Mbangkalan di usir oleh jepang dan bertempat tinggal di sawah yang rimbun itu . Awalnya sawah yang sangat rimbun itu dirawat oleh orang-orang mbangkalan . sehingga menjadi tanah yang bisa dibangun kembali atau bisa ditempati oleh orang-orang mbangkalan yang awalnya di usir oleh jepang. Setelah itu orang mbangkalan memberi nama desanya itu dengan “banyu`urip” . tetapi kata pak lurah di suruh memberi nama dengan “Desa bakal rejo”. Namun, pamongnya tidak suka dengan nama yang diberi sama pak lurah itu, karena menurut dia yang pantas desa itu diberi nama banyu`urip. Dan akhirnya pak lurah mengalah dengan pamong , karena pak lurah kalah dengan dayangnya hingga sekarang di beri nama desa BANYU`URIP . Kok bisa Banyu Urip? Cerita selanjutnya pasti bisa berikan titik terang. Simak baik-baik… Ternyata di desa itu terdapat suatu keajaiban. Waktu dulu di desa tersebut tidak mempunyai air bersih dan persediaan airpun juga sangat sedikit dan sangat kekurangan air. Waktu itu ada anak kecil yang suka menggali lubang untuk bermain-main. Tetapi waktu itu si anak itu pergi ke desa banyuurip dan menggali lubang di tanah yang kosong. pagi-pagi anak itu melihat lubang yang kemarin ia gali. Meskipun anak itu menggalinya gak sampai ke bawah tetapi lubang itu bisa menyumberkan air bersih dan sangat banyak . Tau gak sahabat AJ anak kecil tadi itu adalah orang yang tumbuh dewasa hingga sekarang. beliau adalah kakekku yan sekarang umurnya 102 tahun . Orang-orang yang tidak mempunya air, segera mengambil di lubang kecil tersebut. Air yang di situ tidak pernah kehabisan dan terus menerus mengeluarkan air sehingga seluruh masyarakat yang kekurangan air bisa mengambil air tersebut di lubang kecil tersebut . Dan di tengah-tengah lubang tersebut terdapat tanaman yaitu bringin .daun pohon tersebut bisa menyembuhkan penyakit . contoh gatal”, panas,sakit perut, sakit gigi, dan juga di buat orang-orang desa yang seperti waktu jum`at legi pasti orang kampung memberi ayam panggang kepada si pohon dan si lubang itu tadi .orang-orang percaya kalau sudah mengasihi ayam tadi insya`allah sehat dan terhindar dari segala musibah . Memang lubang itu sangat kecil tapi air yang terdapat di dalam lubang itu sangat-sangat-sangat luar biasa. walaupun lubangnya kecil tapi orang-orang banyu`urip memanggil lubang kecil itu dengan sebutan “SUMUR GEDHE” Tapi itu dulu sahabat AJ , sekarang lubang itu sudah tidak ada karena sudah tertimbun dengan tanah-tanah .tapi pohon itu masih ada sehingga ritual mengirim ayam-ayam panggang tersebut masih aktif sampai sekarang . Masyarakat banyu`urip tidak menduakan Allah loo sahabat AJ. memang masyarakat setempat mempunya ritual tetapi hanya sekedar saja . tetap saja masyarakat meminta pertolongan , meminta segalanya kepada ALLAH SWT.

Masjid Tertua Ada di Gresik

Masjid Tertua di tanah jawa ini ternyata ada di Dusun Pensucian desa Leran Kecamatan Manyar Kabupaten Gresik. Masjid Syekh Maulana Malik Ibrahim berada di tepian kolam besar di sebelah Timur dusun Pesucinan sehingga berbentuk seperti sebuah pulau. Sayangnya, tidak banyak catatan sejarah yang bercerita mengenai keberadaan masjid ini, sebab letaknya berada di tengah-tengah areal pertambakan yang sulit dijangkau oleh kendaraan besar seperti bus pariwisata, membuat masjid yang berumur sekitar 664 tahun ini tampak asing dari hiruk pikuk kunjungan wisatawan. Secara kasat mata, masjid ini tidak terlihat mempunyai nilai sejarah tinggi, sebab telah beberapa kali mengalami pemugaran. Bahkan, dari beberapa catatan yang dihimpun, Masjid Pesucinan sudah di pugar beberapa kali dan pada tahun 2012 sedang dalam tahap pemugaran, hasil dari beberapa kali pemugaran tersebut salah satunya adalah gapura berbentuk persegi, lubang masuk berbentuk lengkung, dan sepasang ornamen simetris serta hiasan kaligrafi, Akibat pemugaran tersebut, tentu saja membuat masjid ini terlihat seperti masjid baru pada umumnnya. masih ada tiga komponen masjid yang dipercaya masyarakat setempat sebagai bentuk asli peninggalan Sunan Gresik atau Syekh Maulana Malik Ibrahim. Tiga komponen itu adalah, pucuk kuba masjid, mimbar tempat penceramah serta kolam yang konon dulu sebagai tempat bersuci Kanjeng Sunan Maulana Malik Ibrahim dengan ukuran sekitar 3x3 meter. Salah satu anggota Takmir Masjid Pesucinan, Abdul Rouf mengaku, tidak banyak mengetahui secara detail cerita asal-muasal berdirinya masjid, namun berdasarkan keterangan beberapa orang tua di Desa Leran, munculnya masjid itu secara tiba-tiba. "Munculnya tepat pukul 00.00 malam 600 tahun yang lalu, ini karena penduduk di sekitar Desa Leran mayoritas beragama Budha, sehingga dengan kemunculan secara tiba-tiba masyarakat tidak curiga," katanya. Masyarakat setempat juga percaya, jika Maulana Malik Ibrahim kali pertama menginjakkan kakinya di Jawa adalah di Desa Leran, dan salah satu bukti itu adalah Masjid Pesucinan itu. Dinamakan Pesucinan, karena masjid itu merupakan tempat mensucikan diri masuk Islam bagi penduduk yang mayoritas Hindu-Budha, dan salah satu alat mensucikan adalah dengan membasuh air yang ada di kolam samping masjid. air kolam tersebut konon memiliki khasiat menyembuhkan segala penyakit, rasa airnya berbeda dengan dengan beberapa kolam yang ada di sisi kiri dan kanan masjid. Air yang ada di kolam samping Masjid Pesucinan rasanya tawar, sedangkan air di sisi kanan dan kiri masjid rasanya asin. Pada tahun 2005 sejumlah tim arkeologi dan purbakala juga pernah datang dan melihat lokasi masjid, serta mengamankan sejumlah barang peninggalan masjid guna penelitian, salah satunya bedug masjid yang telah disimpan rapi di Museum Kabupaten Gresik. Kedatangan tim arkeolog dari Trowulan Mojokerto itu juga telah melakukan sertifikat tanah masjid sebagai peninggalan sejarah. Sehingga meski telah dipugar menjadi masjid modern, namun lokasi masjid masih diakui sebagai tempat bersejarah. Jadi buat Aj lovers jangan melihat sesuatu dari luarnya lihat juga sejarah di dalamnya dan yang ingin berkunjung ke Masjid Pesucinan jangan sampai terkecoh dengan Masjid – Masjid besar yang ada di Desa Leran karena itu bukan Masjid Pesucinan. Ingat Masjid Pesucinan Berada di Dusun Pesucinan bukan di dusun yang lain. Tapi ngomong-ngomong kalian tau kan desa Leran itu dimana??jangan ngaku anak gresik kalau gak kenal dengan Desa Leran (he’em). Akhirnya kelar juga liputan Situs budaya yang ada di Kota Gresik bersama saya (tahu saya kan?). Gimana udah nambah wawasan Aj Lovers kan?? Makanya cintailah produk dalam negeri, baru sayang produk luar negeri :D. thanks for reading and see you with me again. (^-^)/ bye..bye..

galeri foto SMK (2)

Pahlawan Kapten Dulasim dalam Monumen

Halo AJ Lovers .. Bertemu lagi dengan majalah kebanggaan kita yang tentunya selalu menyajikan informasi segar nan menarik. Karena kali ini kita berada di Kolom situs budaya, maka yang akan kita ulas bukan hanya tentang riwayat hidupnya. Khususnya tentang monumen yang sengaja dibangun oleh negara untuk mengenang jasa Kapten Dulhasim, pahlawan yang kita sebut sedari tadi. Monumen? Iya, taukah AJ Lovers bahwa di Gresik terdapat sebuat monumen yang berupa Patung Kapten Dulhasim .. Oke, Pasti banyak yang tidak tahu (Hehe). So, let’s ckeck it out .. Monumen ini dibuat pada tahun 1973 oleh Pemkab Gresik dan diresmikan oleh Bupati Gresik yang memerintah pada masa itu. Alasannya, untuk mengenang jasa Kapten Dulhasim yang telah memimpin pasukannya dalam pertempuran melawan belanda yang terjadi di wilayah gresik, tepatnya di wilayah Jalan Veteran-Gresik. Namun pada pertempuran ini, pasukan Kapten Dulhasim dan pasukan laskar sukarelawan yang dikumpulkan oleh presiden pertama kita, Ir. Soekarno, mengalami kekalahan karena kurangnya koordinasi. Akibatnya, lebih dari tiga ribu anggota pasukan meninggal di area perbukitan Dusun Gunung Lengis, Desa Segoro Madu, yang sekarang menjadi tempat berdirinya patung Kapten Dulhasim (nama beliau juga diabadikan sebagai nama jalan, red) yang sedang membawa bambu runcing besertakan bendera merah putih di ujungnya dengan ekspresi yang berapi-api. Saat ini, kondisi bangunan tersebut sangat tidak terawat. Gerbang monumen yang terbuat dari besi pun sudah lenyap dicuri orang. Papan keterangan berbahan kuningan yang bertuliskan keterangan tanggal peresmian juga sudah sejak lama hilang. Relief-relief berisi cerita tentang pertempuran di jalan veteran yang dibuat disekeliling monumen juga sudah tidak tampak jelas terlihat. Padahal di masa awal setelah peresmiannya, tugu yang dibuat oleh pematung yang bernama Gun Wibowo, asal Surabaya ini, selalu dijaga dan dirawat. Bahkan, saat peringatan hari penting nasional, disini sering diadakan upacara serta acara-acara resmi pemerintah. Seperti; Peringatan Hari Pramuka Nasional, Hari Kebangkitan Nasional, Parade Marching Band, dan lainnya. Tidak hanya itu, dulu, di area tersebut juga sering dilakukan penghijauan, terutama di perbukitan Gunung Lengis. Pemkab dan beragam organisasi pun pernah melakukan penanaman pohon (reboisasi) untuk mengembalikan hijaunya lingkungan perbukitan Gunung Lengis. Namun upaya tersebut sangat sia-sia, karena tiap musim kemarau warga setempat selalu membakar semua pohon yang ada di Gunung Lengis tanpa alasan yang jelas. Itulah sebabnya bukit ini nampak gundul sehingga banyak masyarakat Gresik yang menyebut perbukitan Gunung Lengis dengan sebutan Bukit Teletubies. Sangat jarang ada pengunjung yang datang ke Monumen Kapten Dulhasim saat ini. Hanya sejarawan dan beberapa kerabat dekat Kapten Dulhasim yang masih hidup sesekali menyambangi lokasi ini. Posisinya yang tertutup rumah penduduk di sebelah utara, barat, dan selatan, serta bukit tinggi di sebelah timur membuat patung dengan tinggi sekitar lima meter ini sulit untuk dilihat. Bahkan saya sampai beberapa kali bertanya pada penduduk dan berkali-kali tersesat untuk menemukan lokasi monumen ini (red). Jika AJ Lovers ingin mendatangi Munumen Kapten Dulhasim, cukup telusuri saja Jalan Veteran-Gresik. Sekitar 50 meter ke arah utara dari Showroom Toyota, di sebelah timur jalan raya terdapat gang kecil tanpa tulisan diatasnya. Memang sangat susah untuk mengenali nomor berapakah gang tersebut, namun jika AJ Lovers bertanya kepada warga sekitar tentang dimana “Gang Patung” maka AJ Lovers akan diberitahu gang menuju lokasi. Diujung gang terdapat warung kopi, dan letak Monumen tepat di belakang warung kopi tersebut. Di teras, AJ Lovers akan disambut dengan puluhan anak tangga menuju patung yang berdiri gagah dipuncak bukit, menggambarkan sosok seorang Kapten Dulhasim. Nah, setelah tahu tentang seluk beluk monumen ini, apakah AJ Lovers berminat untuk mengunjungi Monumen Kapten Dulhasim? Sebenarnya sangat rugi jika sebagai warga Gresik sendiri tidak tahu menahu tentang monumen penting di kotanya sendiri. Apalagi jika dibilang, bangunan ini dibangun megah dengan desain serta detail yang indah jika diamati. Namun sekali lagi, tidak adanya perawatan dan kurang perhatian dari pemerintah, membuat monumen ini kurang sedap di pandang karena dikikis oleh zaman. Semoga kondisi ini cepat berubah. Amin. by Aisyah Hilal 12MM1

Sabtu, 12 Januari 2013

RS di Kabupaten Gresik

Rumah sakit di Gresik tidak sebanyak dan semegah yang ada di Surabaya. Namun tetap, keberadaan tempat berobat tersebut sangat penting guna memberikan pelayanan kesehatan sebaik mungkin kepada masyarakat, khususnya warga Gresik. Berikut beberapa RS atau klinik besar yang ada di kota pudak: 1. RSUD Ibnu Sina (rumah sakit bunder)
2. RS Semen Gresik
3. RS Petrokimia Gresik
4. RS Muhammadiyah Gresik
4. RSIA Nyi Ageng Pinatih (RS Trate)
5. RS Denisa