MENYIAPKAN KEBERUNTUNGAN
Seorang dramawan, ahli filsafat, dan politikus ulung berkebangsaan Romawi, Saneca, yang hidup pada pertengahan abad pertama, mengatakan “Keberuntungan adalah apa yang terjadi ketika persiapan bertemu dengan kesempatan” (Luck is what happens when preparation meets opportunity).
Secara matematis, teori Saneca di atas dapat dirumuskan sebagai berikut:
Keberuntungan = Kesempatan x Persiapan
(Bukan: Kesempatan + Persiapan)
Penjabaran yang sederhana adalah unsur keberuntungan terdiri atas dua bagian, yaitu kesempatan atau peluang dan juga persiapan.
Karena rumus keberuntungan merupakan hasil kali antara kesempatan dengan persiapan, kedua unsur di atas haruslah ada (baca: tersedia) agar keberuntungan itu juga ada (baca: didapatkan). Keberuntungan merupakan titik temu antara kedua unsur yang mempengaruhinya.
*
Pak Wisnu, tetangga Pak Kholis, baru saja meninggal dunia karena penyakit diabetus militus. Istri Pak Wisnu, beberapa bulan kemudian, berniat menjual rumah tinggalan suaminya yang cukup besar dan strategis tersebut dengan harga yang jauh lebih miring daripada harga pasaran. Istri Pak Wisnu berminat membeli rumah yang agak kecil di pinggiran kota. Rumah itu pun ditawarkan kepada Pak Kholis. Sayang, Pak Kholis tidak mempunyai cukup uang karena ia masih memiliki cicilan di bank dari rumah yang ditempatinya saat ini. (Penjelasan: Pak Kholis sebenarnya mempunyai peluang keberuntungan di depan mata karena ada kesempatan membeli rumah dengan harga murah. Peluang Pak Kholis = 1. Masalahnya adalah Pak Kholis tidak mempunyai uang cukup dan tidak mampu mencari uang ke pihak lain. Persiapan Pak Kholis = 0. hal itu menyebabkan keberuntngan yang ada didepan matanya berlalu begitu saja. Keberuntungan = 0).
Pak Lukas, tetangga Pak Wisnu yang lain, adalah orang yang suka menumpuk properti. Apalagi ia baru saja mendapat uang trabasan akibat tanahnya digunakan lahan tol yang cukup banyak. Ia pun berminat mengincar rumah Pak Wisnu. Masalahnya, istri Pak Wisnu enggan menjualnya kepada Pak Lukas. Faktor hati saja. Pak Lukas memang orang yang tampak sombong dan tidak suka bertetangga. (Penjelasan: Pak Lukas sebenarnya punya kesiapan dalam hal pendanaan untuk membeli rumah tersebut. Kesiapan = 1. Hanya saja ia tak memiliki peluang untuk mendapatkannya. Sifat jeleknya bisa jadi menutup peluangnya tersebut. Peluang = 0. Karena itulah keberuntungan tidak menghampirinya. Keberuntungan = 0).
Pakdhe Karpet, tetangga yang lain juga, termasuk sahabat dekat Pak Wisnu, sebenarnya tidak terlalu butuh rumah sebesar itu. Ia juga tidak mempunyai uang yang cukup. Tetapi ia merasa bahwa rumah itu sangat murah menurut ukurannya. Saat istri Pak Wisnu menawarkan kepadanya, ia pun menyanggupi untuk membelinya. Maklumlah ia memahami betul proses pembelian rumah melalui kredit di bank. (Penjelasan: karena ditawari, Pakdhe Karper memiliki peluang. Peluang = 1. Ia pun siap membelinya meskipun prosesnya harus melalui bank. Kesiapan = 1. jadilah ia memiliki rumah besar dengan harga yang amat murah. Keberuntungan = 1).
*
Ketika AJ ini kalian baca, anak-anakku kelas XII, berarti hanya tinggal tiga minggu lagi Ujian Nasional itu akan kalian laksanakan. Rasanya sudah amat dekat dan di depan pelupuk mata kita. Sudahkah kalian siap menyambut ”keberuntungan” kalian? Sudahkan kalian menyiapkan faktor-faktor yang mampu mewujudkan keberuntungan kalian tersebut?
Ingin jadi Pak Kholis, Pak Lukas, atau Pakdhe Karpetkah kalian? Jika ingin jadi Pak Kholis, bebarti kalian menyia-nyiakan persiapan yang selama ini kita lakukan. Sudah banyak belajarkah kalian? Sudah aktifkah kalian mengikuti bimbel? Sudah berpuasa dan berdoakah untuk Ujian Nasional kalian? Masih ada kesempatan untuk mewujudkan keberuntungan bagi ”penggemar Pak Kholis”.
Untuk pengagum Pak Lukas, masih ada kesempatan juga untuk ”bertobat”. Kesiapan fisik dan lahir saja, tanpa diimbangi kesiapan psikis dan batin, rasanya seperti melupakan Tuhan. Raihlah keberuntungan itu dengan siap lahir-batin dan fisik-psikis. Insyaallah Tuhan akan menyambut langkah baik kita dengan capaian prestasi dan keberuntungan yang kita idamkan.
Semoga kalian secerdik Pakdhe Karpet. Menemukan banyak jalan mencapai keberuntungan dengan strategi dan logika yang dimiliki. Apalagi jika kalian bisa memadukannya dengan kesiapan Pak Lukas dan kesempatannya Pak Kholis. Pastilah kalian akan siap mengahadapi Ujian Nasional tersebut dengan hati dan otak yang berbalut optimisme kuat.
Doa kami, puasa kami, linangan air mata kami waktu malam, kami pastikan akan menyertai langkahmu ke depan. Kuatkan hati, bulatkan tekad. Keseksesan dan keberuntungan itu pasti akan kalian dapat! (Ghoz)
haeeee,,,,, kangen rek aq karo smk cerme. Btw, aq dulu anggota redaksi lho dari pembentukan majalah AJ yang pertama kali tahun 2005. salam buat pak ghozali,,,, :)
BalasHapus