Sabtu, 29 Mei 2010

KEPADA MEREKA KITA BERHARAP



Ternyata tidak salah Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
(Dir. PSMK) menunjuk sekolah kita sebagai Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) dan pada akhirnya menetapkan juga sebagai
SMK ADB Invest. Di samping dianggap layak dari sisi luas tanah, sarana-prasarana, jumlah siswa, dan kondisi fisik sekolah lainnya, juga keberadaan guru-gurunya! Lho koq? Ternyata pengalaman luar negeri guru-guru kita luar biasa. Mereka telah menjelajah empat benua dari lima yang ada di muka bumi ini. Siapa tahu sebentar lagi ada yang mendapat undian menonton sepak bola gratis di Afrika, benua satu-satunya yang belum disentuh guru-guru kita.

Experience is the Best Teacher
Pengalaman adalah guru terbaik. Yang pernah kita alami, yang baik, tentu akan terasa lebih muda kita contoh dan terapkan. Yang tidak baik, tentu akan kita antisipasi agar tidak sampai berekses negatif terhadap kita. Semakin banyak pengalaman yang kita miliki, tentu akan semakin bijak (mestinya) dalam menghadapi berbagai persoalan. Semakin minim pengalaman kita, tentu akan semakin kerdil kita dalam menghadapi persoalan yang kita hadapi.
Seseorang yang menjabat pada posisi tertentu, mestinya akan semakin cerdas menangani bidang tugasnya setelah mengalami satu periode masa tugasnya. Ia telah memahami hal-hal yang dilakukan, menyiapkan sesuatu yang perlu disiapkan, mengantisipasi sesuatu yang mungkin terjadi, dan menentukan jurus-jurus yang tepat untuk mempermudah mencapai tujuan dalam bidangnya. Benar bahwa kehidupan adalah dinamis. Tetapi, melakukan sesuatu, apalagi yang sifatnya rutinitas, akan jauh lebih mudah diatasi jika sudah pernah melakukannya.
Di sinilah letak pengalaman sebagai guru terbaik itu. Apalagi jika pengalaman itu berupa sesuatu yang tidak ada dalam lingkungan kita, yang akan mempengaruhi proses yang ada di lingkungan kita, dan mudah diterapkan di lingkungan kita. Tentu pengalaman itu akan mampu menjadi pengalaman kita yang belum mengalaminya.

Pengalama Luar Negeri?
Bagi kita yang mengajar di sekolah yang berlokasi cukup terpencil ini, pengalaman luar negeri tentu menjadi sesuatu yang tidak akan terbayangkan sebelumnya. Paling-paling studi banding ke sekolah lain. Atau Kunjungan Industri seperti yang kadang-kadang kita ikuti. Boro-boro luar negeri, lokasinya dalam peta saja kadang kita tidak mengetahuinya. Apalagi pengetahuan tentang negara itu. Jauhlah dari pengetahuan otak kita.
Inilah hebatnya teman-teman kita itu. Mereka telah berangkat dan pulang dengan banyak membawa pengetahuan. Mereka telah belajar dan siap berbagi pengalaman. Mereka telah berkiprah dan layak memacuh langkah. Ya, kepada mereka kita berharap. Berharap besar turut membesarkan dan mencatatkan langkah menjadi Sekolah Bertaraf Internasional. Siapa sajakah mereka?
Pak Edy Sartono, headmaster kita, adalah orang pertama yang patut dikedepankan.  Tiga benua telah beliau jelajahi. Australia adalah benua pertama yang beliau kunjungi. Cukup lama, hampir tiga bulan beliau di sana. Sangat banyak dan sudah banyak juga yang diadopsi untuk sekolah kita.
Jepang adalah negeri kedua yang beliau ”tundukkan”. Dengan mengikuti Word Skill di negerinya Captain Tsubasa itu, Pak Edy banyak belajar tentang cara dan upaya untuk memajukan skill siswa melalui pembelajaran produktif yang efektif. Di samping itu, beliau juga belajar banyak tentang pola sukap profesional orang-orang dari negara maju itu sehingga dapat diterapkan di lingkungan kerjanya. Tentang kerja cepat dan kebersihan, misalnya.
Negeri ketiga adalah Kanada. Negeri belahan utara Amerika itu, dikunjungi dalam rangka Word Skill tingkat dunia. Dengan bertemu, bergaul, dan menimba pengalaman dari peserta dari seluruh dunia itu, semakin banyak pengalaman yang didapat. Terbukti semakin banyak yang bisa diterapkan di sekolah kita. Penataan sekolah dan networking yang kuat adalah salah satu contohnya.
Selanjutnya adalah negeri Belanda dan Belgia di Benua Biru, Eropa. Di negerinya Arjen Robben, Dirk Kuyt, dan Robim van Persie itu, Pak Edy menjadi tamu kehormatan dari perusahaan kimia tersohor di sana, Vapro OVP. Ini tidak lain karena sekolah kita termasuk salah satu yang ditetapkan sebagai rekanan dalam penerapan dan pusat pelatihan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) bagi sekolah dan lingkungan industri di sekitar sekolah. Program ini telah sukses melaksanakan pelatihan perdana bagi operator-operator industri dari Jakarta sampai Denpasar.
Guru kedua dan ketiga adalah Bu Viyayanti dan Pak Kokoh Indranto. Dua guru kita ini menjadi pelaksana teknis Vapro OVP di Indonesia, khususnya di sekolah kita. Merekalah yang dilatih secara intensif tentang K3 di Deen Haag, markas besarnya Vapro OVP. Dengan training yang diperoleh di sana, mereka layak dan mampu meenjadi instruktur bagi kalangan operator industri. Sekolah ngajari industri. Inilah hebatnya sekolah kita. Tapi jangan lupa, terus-menerus belajar dan networking yang kuat harus tetap dilakukan. Jika tidak, tentu industri tidak akan mau mendekat.
Selanjutnya, yang berkesempatan mengeruk pengalaman ke luar negeri adalah Bu Mujayana dan Bu Muchdiyanti. Mereka berdua mendapatkan program beasiswa dari Provinsi Jawa Timur, melalui Dinas pendidikan Provinsi Jawa Timur, dalam rangka peningkatan mutu pendidik Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional. Sebagai refres dari kegiatan perkuliahan yang sudah berlangsung hampir dua tahun, mereka diberangkatkan ke Negeri Kangguru, Australia. Tepatnya adalah di Ibukota Negara Bagian West Australia, yaitu Pert.
Di sana mereka, bersama dengan guru-guru lain dari SMK RSBI, ditunjukkan tentang menejemen, sistem pengelolaan, dan berbagai aspek kemajuan pendidikan di benuanya Suku Aborigin tersebut. Kampus tempat perkuliahan mereka di sana adalah Curtin Univercity. Dengan demikian, banyak hal yang sangat baik, yang bisa dicontoh dan mudah-mudahan mampu diterapkan di lembaga pendidikan Indonesia, khususnya di SMK kita. Mereka juga diberi kesempatan menikmati kemajuan teknologi dan indahnya Australia.
Teman dan guru kita yang terakhir-bahkan baru datang ketika AJ ini naik cetak- adalah Waka Humas dan Industri kita, Bapak Sutrisno, yang berangkan ke Negeri peraih Piala Uber 2010, Korea Selatan. Acara yang diikuti di sana adalah mengikuti Program Rintisan Hubungan Kerjasama Internasional.
Secara garis besar, kegiatan yang dilakukan di negeri Ginseng tersebut adalah mengetahui sistem pendidikan sokolah kejuruan yang mempunyai reputasi internasional, mendapatkan institusi pasangan yang siap bekerjasama dengan SMK di Indonesia, melakukan kerjasama untuk tempat Praktik Industri dan pemasaran tamatan, serta menjalin kerjasama antarinstitusi (Institution to Institution Cooperation) untuk mewujudkan Sister School.
Dengan pengalaman yang didapat tersebut, kita berharap tidak lama lagi anak-anak kita segera ada yang ke sana. Siapa tahu Park Ji Sung sedang pulang kampung sehingga bisa berfoto bersama. Tapi yang lebih penting adalah bisa ber-Praktik Industri dan menjadi tenaga kerja secara profesional. Mampu mendulang won korea dan menjadi juragan pada akhirnya.
Tidak hanya kepada mereka berenam, harapan besar juga patut di sandangkan kepada mereka yang telah di-S2-kan di Perguruan Tinggi-Perguruan Tinggi terpercaya di negeri ini. Mereka adalah Bapak Wasis Supeno, S.Pd., M.T., dan Bapak Joni Hariyanto, S.Pd., M.T., keduanya jebolan ITB. Bapak Sutrisno, S.Pd., M.Si., Bapak Drs. Amat Kasnar, M.T., dana Drs. Sokib, M.T. yang keluaran ITS.  Selanjutnya Bapak Pramana Heri Binantri, S.Pd., M.Pd. dari Universitas Negeri Malang, serta Ibu Hj. Mujayanah, S.Pd., M.Pd. dan Ibu Muchdiyanti Ika Wahyuni, S.Pd., M.Pd. (insyaallah semester depan resmi menyandang gelar tersebut) dari Unesa. Kepada mereka inilah kita berharap kemajuan sekolah kita akan lebih cepat terwujud. Mereka telah menjadi pakar di bidang masing-masing. Mereka juga telah lebih jauh memahami menejemen pendidikan sehingga akan mampu memberikan banyak saran dan pemikiran untuk kemajuan pendidikan sekolah kita.
Kita berharap, yang belum mendapatkan kesempatan, segera mendapatkan kesempatan seperti mereka, baik yang berkesempatan menimba pengalaman di negeri manca atau menempuh pendidikan S2. Mudah-mudahan mereka mampu menjadi trigger dan motivator bagi para pendidik lain yang masih muda usia dan sedikit pengalaman di luar institusi.
Akhirnya, kepada mereka kita berharap. Bersinarnya aura sekolah ini memang tugas kita, tak terkecuali. Tetapi, dibawa bimbingan, arahan, nasihat, dan alur pola pikir mereka yang telah disebutkan di atas, kita berharap semakin cepat tujuan yang kita harap. Semoga Tuhan selalu membimbing langkah orang-orang yang mau berubah dan bekerja keras. (Ghoz).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar