Selasa, 21 September 2010

Mungkinkah Naturalisasi Adalah Solusi?

Ketika melihat Jerman maupun Portugal bertanding di Ajang World Cup 2010, anda yang paham betul dengan sepakbola pasti tertegun manakala ada Liedson Da Silva (Brasil) di timnas Portugal dan Cacau (Brasil) di timnas Jerman. Melongok jauh dua tahun silam, Spanyol ketika jadi jawara Euro 2008 juga atas jasa Marcos Senna. Gelandang elegan asal Brasil. Masih bingung? Coba tengok timnas Singapura saat ini. Negara alit nan elit ini menggunakan jasa Daniel Bennet (ENG), Precious (NIG), Li Qiu (CHN), dan yang lain untuk dipatenkan berkewarganegaraan Singapura.
Berkaitan dengan hal tersebut. PSSI sebagai otoritas tertinggi sepakbola tanah air meluncurkan ide “gila” dengan mengkaji penggunaan pemain naturalisasi (beralih kewarganegaraan menjadi WNI) untuk mendongkrak prestasi timnas. Sederet pemain blasteran sudah diuji coba pada even persahabatan kala Tim Garuda Putih vs Garuda Merah bertanding (4/8) dan (7/8). Beberapa memang menjanjikan tetapi tak sedikit yang kualitasnya tak lebih dari pemain pribumi.
Proses Naturalisasi di Indonesia memang tidak semudah negara lain. Negara kita tak mengenal istilah dwi kewarganegaraan. Cobalah tengok bagaimana susahnya seorang Cristian Gonzales (PERSIB) untuk mendapatkan status WNI meski sudah bertahun-tahun tinggal di Nusantara plus beristri orang asli Indonesia. Sementara itu, rencana pemain yang dinaturalisasi adalah mereka yang memilih pertalian darah (dari ayah/ibu) dengan Indonesia. Respon pro dan kontra atas rencana PSSI tersebut mengemuka. Sebagian besar tak mendukung inisiatif tersebut. Bagi saya, ini adalah opsi buntu dari bingungnya PSSI tentang bagaimana cara meramu dan mengolah tim sepakbola yang dapat berbicara di kancah regional dan dunia yang stagnan bahkan meluncur deras ke belakang.
Hal tersebut sah-sah saja jika Pemain yang dibidik untuk menjadi pemain naturalisasi adalah pemain berkategori U-19 dan U-21 (untuk masuk tim U-23). Artinya, ada sisi positif dari rencana tersebut yakni memberikan persaingan sehat kepada pemain muda asal Pemain naturalisasi tersebut diuji kelayakannya terlebih dahulu. Kecuali yang dinaturalisasi pemain sekelas Giovanni van Brochkorst (Belanda keturunan Ambon), itu lain soal.
Tak perlu rasanya banyak bicara. Toh, PSSI dengan rezim Nurdin Halidnya sudah hampir pasti menggunakan jasa pemain naturalisasi. So, berikut ini beberapa nama yang masuk “saku pertimbangan” untuk diperalih kewarganegaraannya.
• Irfan Bachdim. lahir di Amsterdam, 11 Agustus 1988. Pemain berdarah campuran Belanda – Indonesia ini baru saja resmi meneken kontrak 1 tahun dengan PERSEMA. Putra Noval Bachdim ini tampil ciamik kala bermain di laga amal Garuda Merah melawan Garuda Putih di Stadion Gajayana Malang. Irfan berhasil mencetak dua gol dalam pertandingan tersebut. Pemain yang berposisi sebagai gelandang ini pernah mengenyam binaan Ajax Amsterdam. Kariernya antara lain: Ajax Junior (1999 – 2001), SV Aragon (2002), FC Uthrecht Jr (2003 – 2007), FC Uthrecht (2007 – 2008), HFC Harleem (2009).
• Kim Jeffrey Kurniawan. Pemain berusia 20 tahun itu kini bergabung dengan FC Heidelshelmi --sebuah klub sepakbola divisi IV di Jerman. Tempat Lahir: Mühlacker (sebuah kota kecil dekat Stuttgart), 23 Maret 1990. Lulusan Karlsruhe SC ini sudah menyatakan kesanggupannya menjadi WNI. Gelandang bertinggi Badan 167 cm/60 kg punya darah asli Indonesia dari ayahnya Petrus Kurniawan dan Ibu Kandungnya Uschi Kurniawan. kakeknya bernama Kwee Hong Sing pernah membela Persija Jakarta dan juga tim nasional Indonesia di era 1950-an.
• Donovan Partosoebroto adalah kiper handal di Ajax Junior. Pemain berusia 18 tahun ini putra dari Priyo Partosoebroto.
• Sergio Van Dijk. Pemain kelahiran Assen (Belanda), 06 Agustus 1982 ini memperkuat Adelaide Utd. Striker yang digadang-gadang jadi andalan timnas Indonesia ini belum mendapatkan paspor Indonesia dan masih berstatus warga negara Belanda. Kemampuan pemain bertubuh gempal cukup layak diperhitungkan bahkan Alfred Riedl (pelatih timnas Indonesia) juga mengakuinya.
Selain nama-nama di atas, sebenarnya masih ada sederet garuda cilik yang sedang mengais mimpi dan talenta di negeri seberang, Melalui sumber di situs PSSI, ternyata terdapat pemain-pemain muda potensial keturunan Indonesia yang aktif bermain di kompetisi sepakbola Belanda (strata junior) diantaranya: Raphael Tuankotta (21, Volendam junior), Justin Tahaparry (21, FC Eindhoven), Estefan Pattinasarani (17 tahun, AZ Alkmaar), Marvin Wagimin (17 tahun, VVV Venlo), Tobias Waisapy (18, Feyenoord yunior), serta Raymon Sosroredjo (17, Vitesse yunior). Semoga ada jalan lain menuju Roma via Naturalisasi agar Indonesia dapat lebih tersenyum dalam prestasi. (Aluk/13/8/10)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar